Pengalaman Berharga

Tadi pagi, saya menceritakan megenai pengalaman-pengalaman masa kecil saya kepada Asty dan Selly (teman sekelas). Cukup banyak, dimulai dari kisah hidup sebagai anak nomaden yang suka dibully serta tahap-tahap pemikiran saya sejak sekolah menengah pertama.

Sebagai anak nomaden, sejak kecil saya memang sering dibully karena ketidak tahuan saya tentang budaya serta seluk-beluk suatu daerah. Mungkin inilah yang membuat saya tidak bisa mengkontrol emosi hingga duduk di kelas 1 SMP. Pembullyan itu sendiri telah menciptakan phobia tersendiri atas beberapa hal, antara lain phobia akan kakak kelas. Tapi Alhamdulillah phobia itu telah pupus semenjak duduk di kelas 2 SMP.
Walau bully terus bergentayangan di ingatan saya. Saya tetap bersikap apa adanya kepada teman-teman masa kecil saya. Saya tahu, pembullyan itu hanya salah satu contoh pola pikir anak-anak yang terlalu sering menonton sinetron-sinetron yang pada masa itu masih In. Bahkan hingga kini saya masih berhubungan dengan mereka, menyampingkan ingatan buruk saya tentang masa kecil yang cukup menguras air mata.

Saya tidak bisa menyalahkan mereka tentang proses pembullyan itu. Yah, semuanya mempunyai alasan dan mungkin proses itu terjadi karena diri saya sendiri. Well, i’ve lost a half of my childhood memories.

Selanjutnya ketika saya masuk ke sekolah menengah pertama di daerah lain. Daerah yang selalu saya sebut-sebut sebagai kampung atau my little city. Sengkang. Kabupaten itu telah mengajarkan saya banyak hal.

Akibat pembullyan masa sekolah dasar, diri saya menjadi seorang anak yang tempramen, egois, cengeng dan beberapa hal buruk lainnya. Hal-hal itu membuat saya dijauhi oleh teman-teman baru di Kota itu. Sebelumnya saya belum berpikir dengan baik dan menyalahkan mereka tanpa alasan. Hingga pada akhirnya seorang teman menegur saya ketika masuk semester 2 di awal tahun itu. Ia berkata, “Na, kamu terlalu kekanak-kanakan dan suka marah tanpa sebab.”

Oleh karena itu, ketika saya duduk di kelas 2 SMP saya sering berpikir untuk mengubah sisi-sisi negative yang menggerogoti tempramental saya. Hal itu dapat saya rasakan ketika saya menolak untuk berkumpul dengan beberapa teman, saya memilih untuk menyendiri dan berpikir tentang sifat-sifat saya. Hasilnya cukup menyenangkan dan membawa pengaruh besar pada diri saya.

Hal itu dibantu oleh beberapa teman yang kini telah saya bumbui dengan kata sahabat selamanya. Mereka telah membantu saya untuk selalu berpikir positive, menjadi anak riang dan pantang menyerah. Mereka orang-orang berjasa!

Hal-hal yang saya sampaikan kepada Asty dan Selly berlanjut ke arah blog. Sejak mengenal internet saya telah mempunyai dua blogspot yang didesikasikan untuk teman-teman saya pada zamannya. You World adalah blog favorit saya, blog yang saya buat setelah meninggalkan Kota Sengkang. Di dalamnya hanya berisi 3 posting penting yang ketika saya baca ulang mempunyai makna yang menggetarkan hati kecil saya. Namun, sayang sekali saya lupa kombinasi password juga emailnya.

Well, pembicaraan tadi pagi membuat saya sadar akan tahap-tahap unik yang saya lewati untuk menjadi SESEORANG. Susah, sedih, dan senang mewarnai hidup remaja saya. Hidup ini memang sulit ditebak. Ketika saya kecil, saya ingin cepat-cepat menjadi orang dewasa. Namun, ketika saya sudah seperti ini saya malah ingin kembali mengecap asyiknya masa kecil.

Hidup ini sebenarnya bijaksana, semua manusia mendapatkan bagian-bagiannya dengan adil. Hanya pikiran kita saja yang terlalu serakah dan menyalahkan hidup dan menyebut-nyebut ketidakbijaksanaan maupun ketidakadilan.

Hidup ini adil, maka persiapkanlanlah pemikiranmu.

2 thoughts on “Pengalaman Berharga

Leave a reply to xinnu Cancel reply